Home » Berita » Pelatihan Perikanan Berkelanjutan Mendukung M-LIN di Kawa, Seram Bagian Barat

Pelatihan Perikanan Berkelanjutan Mendukung M-LIN di Kawa, Seram Bagian Barat

Kawa adalah salah satu dari sekitar tujuh Negeri Adat di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) Provinsi Maluku. Kawa merupakan daerah basis nelayan penyuplai ikan tuna di Kabupaten SBB. Sebagai bagian penting dari Maluku, maka Kawa disiapkan menjadi salah satu basis dari perikanan di Maluku dalam upaya mendukung program Maluku Lumbung Ikan Nasional (M-LIN). Agar basis perikanan ini bisa berproduksi secara berkelanjutan, maka masyarakat perlu dibekali PKS (pengetahuan ketampilan dan sikap) terkait perikanan berkelanjutan (sustainable fisheries). Untuk tujuan itulah Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Ambon memilih Kawa menjadi lokasi pelatihan Konservasi Perikanan Berkelanjutan yang berlangsung dari tanggal 28 Oktober sampai 3 Nopember 2015. Pelatihan dibuka oleh pihak Kabid Pengawasan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten SBB didampingi Ketua Panitia Pelatihan Frans Louhenapessy dan Pelatih dari BPPP Ambon.Penyiapan penurunan Bioreeftek

Pelatih Konservasi BPPP Ambon, Agussalim, dalam pengantar materinya manyampaikan bahwa kriteria berkelanjutan terletak pada triple bottom line atau tiga garis dasar sustainability yakni keberlanjutan ekologi atau sumberdaya alam, keberlanjutan ekonomi, dan keberlanjutan sosial budaya. Strategi pengelolaan kemudian diturunkan dari triple bottom line tersebut, dan sekaligus menjadi tolak ukur keberlanjutan suatu program pengelolaan. Dia juga menyampaikan bahwa potensi Kawa salah satunya adalah karena Indonesia dan khususnya Maluku berada pada pusat Segitiga Karang Dunia (Coral Triangle), yang menjadi harapan sumber pangan dunia mengatasi krisis pangan yang saat ini terjadi.

Peserta juga dibekali pengetahuan untuk mengenali dan membedakan aktivitas pesisir baik perikanan maupun non perikanan yang berdampak pada pergeseran kualitas lingkungan (shifting base line) maupun yang tidak. Pelatihan ini juga memfamiliarkan berbagai istilah konservasi seperti marine reserve, spill over sampai zonasi. Juga istilah overfishing dan berbagai faktor yang terkait seperti bycatch, discards, ghost fishing, destruktif fishing serta berbagai alat tangkap dan aktivitas penangkapan yang merusak biota perairan.

Penurunan bioreeftek ke perairanBagian tak terpisahkan dari pelatihan ini adalah praktek membuat media tumbuh karang berupa bioreeftek yang bahannya terbuat dari semen dan batok kelapa. Setelah media bioreeftek tersebut kering dan siap ditempatkan pada terumbu karang yang rusak, maka secara bersama-sama peserta dan pelatih menurunkannya di perairan pesisir Negeri Kawa di mana terdapat bagian-bagian terumbu karang yang rusak akibat aktivitas penangkapan ikan yang merusak seperti bom. Diharapkan nanti bioreeftek ini akan merangsang tumbuhnya karang baru dan mengganti terumbu karang yang rusak.

Pada bagian akhir materi pelatihan, peserta dilatih mendesain perencanaan zonasi pada wilayah pesisir mereka. Seperti diketahui bahwa di daerah ini belum terdapat rancangan zonasi pesisir. Sehingga pengetahuan dan keterampilan ini menjadi bekal bagi masyarakat untuk ikut bersama pemerintah merumuskan rancangan zonasi yang terbaik untuk pengelolaan wilayah mereka, berdasarkan kriteria-kriteria wilayah terbaik untuk dijadikan kawasan konservasi.

Baca Juga

PENGADAAN JASA LAINNYA ORANG PERORANGAN (PJLP)TAHUN 2024 BPPP AMBON

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi di Balai Pelatihan danPenyuluhan Perikanan (BPPP) Ambon, kami …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *